Pages

Friday, July 24, 2009

Extremophile

Kita manusia dan hampir seluruh mamalia yang merupakan organisme tingkat tinggi hampir MUSTAHIL bisa hidup di dalam lingkungan yang begitu ekstrim. Seperti suhu yang kebangetan panasnya atau sebaliknya, yang sangat dingin. Tapi, ada beberapa mikroba yang malahan bisa hidup di lingkungan yang, yaah bisa kita sebut mematikan. Mikroba inilah yang di sebut Extremophile.
“Extremo” berarti sangat berlebihan (ekstrem), “phile” berarti menyukai. Jadi arti dari kata Ekstremophile itu menyukai lingkungan yang ekstrem. Dan dalam kasus ini bisa dibilang mikroba yang menyukai lingkungan ekstrem.
Menurut para ilmuwan, mikroba-mikroba ini sudah hidup di bumi tercinta (yang diperlakukan tidak seperti yang dicintai) jauh lebih tua dairi makhluk hidup lainnya, tapi keberadaannya baru diketahui sekitar tahun 1980-an (soalnya gak ada yang ngira kalau ada yang bisa bertahan hidup di lingkungan seperti itu). Penelitian terhadap mikroba-mikroba ini pun meningkat pesat setelah penemuan Stetter (Jerman) yang menemukan mikroba yang dapat hidup mendekati suhu air mendidih. Sejak itu, penelitian serupa menjadi BOOM bagi negara-negara maju seperti Jerman, Amerika, dan Jepang.
Ternyata kesukaan para mikroba ini juga beragam. Ada yang suka dengan lingkungan yang sangat panas (sekitar 90 derajat Celsius), Bahkan akhir-akhir ini, ditemukan mikroba yang bisa hidup di suhu 130 derajat Celsius! Nah, untuk jenis ini diberi nama hyperthermophile. Tapi kira-kira sampai suhu berapa kemungkinan kehidupan masih ada? Sampai saat ini gak ada yang bisa menjawab. Para ilmuwan berpendapat, hampir tidak ada kehidupan di atas suhu 300 derajat Celsius soalnya suhu ini adalah batas suhu di mana ikatan antar molekul dalam senyawa bisa bertahan. Di atas itu kagak ada senyawa yang bisa terbentuk. karena setiap unsur menjadi sendiri-sendiri di atas suhu ini.
Sebagai contoh, kita ambil Strain 121 yang merupakan organisme yang ditemukan mampu bertahan hidup di lingkungan yang bersuhu 121 derjat Celsius. Organisme yang nyaris seratus kali lebih kecil dibandingkan sebutir pasir hidup di tempat yang paling dekat dengan sumber air panas dibandingkan dengan organisme lain. Para ilmuwan menduga kalau organisme itu bagian dari keluarga organisme masa lalu yang disebut Archae. Ketahanan makhluk ini terhadap suhu tinggi luar biasa banget! Sampai-sampai gak mati karena autoclaving. Autoclaving sendiri adalah cara yang dipakai untuk men-sterilkan peralatan kedokteran dari bakteri atau organisme lain. Tapi untungnya, makhluk itu bukanlah makhluk berbahaya ataupun pathogen.
Sejak pertama kali ditemukannya extremophile, para ilmuwan jadi gencar banget mengeksplorasi lingkungan yang lebih dahsyat dari yang pertama itu. Dan hasilnya memang cukup memuaskan bagi mereka (dan mengagumkan bagi kita). Mereka menemukan adanya kehidupan di tengah asap belerang yang mengepul, serta ada kehidupan di antara panasnya kawah vulkanik dan tekanan yang sangat tinggi di bawah laut.
Maka, mucullah hipotesis menarik soal kehidupan di planet lain. Kalau seperti ini, tidak mustahil  ada kehidupan di planet Mars, yang minim oksigen dan air. Sebab ternyata di tempat yang berpuluh-puluh tahun kita anggap “Ah, mustahil ada yang bisa hidup!”, ternyata ditemukan mikroba.
Negara-negara maju seperti Amerika dan Jepang, mempertaruhkan modal dan teknologi untuk mengeksplorasi lingkungan-lingkungan extremophile. Harapan besar bertumpu pada biomaterial yang dihasilkan oleh extremophile, yaitu enzim. Karena extremophile menyenangi lingkungan ekstrim, maka enzim yang terdapat dalam tubuhnya biasanya menyenangi lingkungan ekstrim pula. contohnya saja si hyperthermophille mempunyai enzim yang sangat stabil dan hanya dapat bereaksi pada suhu tinggi. Enzim ini sangat ideal untuk proses reaksi dalam industri.
Extremophile lainnya ada yang bisa hidup di suhu mendekati titik beku air. Bahkan mereka masih bisa membelah diri pada suhu di bawah nol, suhu di mana mikroba lain berhenti membelah diri. Ada juga yang suka dengan lingkungan yang lebih asam dari cuka berkonsentrasi 100 persen, padahal lingkungan kayak gitu bisa membuat logam berkarat dalam waktu singkat. Tapi ada juga tuh yang bisa hidup di lingkungan yang luar biasa basa atau lingkungan yang kadar garamnya sangat tinggi. Ada juga yang bisa hidup di lingkungan dengan tekanan 4 kali tekanan atmosfir. Bahkan ada juga yang bisa hidup di lingkungan yang merupakan gabungan dari kondisi mematikan. Seperti, di suhu mendekati titik didih ditambah asam, atau bahkan suhu tinggi ditambah TANPA OKSIGEN.
Akh, dari tadi ngomongin yang panas mulu. Gimana dengan suhu yang dingin?
Ada beberapa hewan yang punya keistimewaan sampai-sampai mereka bisa hidup di lingkungan yang sangat dingin. Mekanisme ‘keistimewaan’ itu juga berbeda-beda. Ada yang mempunyai ‘zat anti-beku’ dalam darahnya, ada juga dengan keajaiban garam.
Sebenarnya ide zat anti-beku ini juga nggak jelas darimana datangnya. Yang pasti, di daerah Antartika ada beberapa ikan yang hidup di daerah yang jauh lebih dingin dari -1 derajat Celsius berkat suatu zat kimia di dalam darah mereka yang bekerja selayaknya zat anti-beku pada mobil. Biasanya nih, ketika kulit atau operculum ikan yang hidup di laut dingin bersentuhan dengan es, darah mereka mulai membeku, so, that poor fish will die right then and there! Penyebabnya itu peningkatan kristal-kristal es di dalam darah mereka. Tapi ikan-ikan yang jatuh hati pada lingkungan mematikan itu (-_-’), nggak mati kok.
Zat AFGP (Antartic Fish Gliko-Protein), yang sedari tadi kita sebut sebagai zat anti-beku, ditemukan di dalam darah ikan-ikan di Antartika. Protein khusus yang disintesis oleh gen-gen yang telah disusun oleh suatu program khusus dihubungkan ke kristal-kristal es, dan jadilah mereka mampu mencegah kristal es terbentuk di dalam tubuh si ikan. Kalau gak salah, ikan yang termasuk subkelas Notothenioidei merupakan salah satu contoh ikan yang mempunyai AFGP. Para peneliti saat ini masih mencoba unutk mengidentifikasikan gen-gen yang menyusun AFGP. Begitu gen-gen ini dimengerti dengan jelas, protein yang disusun oleh gen-gen ini dapat dibuat. Dengan begini, sejumlah kecil protein anti-beku dapat disuntikkan ke dalam darah dan menyelamatkan banyak nyawa. Tapi untuk saat ini, hal itu kayaknya masih jauh untuk bisa dicapai. Semua gen di dalam tubuh kita kan berhubungan satu sama lain, jadi, suatu program yang akan mengubah formasi darah, mencegah dari pembekuan, dapat menyebabkan banyak efek samping yang merugikan.
So semuanya, kita dapat mengatakan bahwa semua itu merupakan manifestasi dari Allah. Salah satu makna dari ayat 16 surat Al-Anbiya. “Dan Kami tidak menciptakan bumi dan langit dan segala apa yang ada di antara keduanya dengan main-main”, adalah agar kita dapat mengerti bahwa ada kebijaksanaan dan pengetahuan yang luar biasa dalam setiap penciptaan serta pada setiap makhluk hidup di alam semesta.

AN: Moga-moga blog ini bermanfaat buat semuaaaaa yang baca!

0 comments:

Post a Comment